Middle East Respiratory
Syndrome (MERS) merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh corona virus yang
disebut Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-Cov), Virus ini
merupakan salah satu jenis virus yang menyerang organ pernafasan orang yang
mengidapnya yang merupakan jenis penyakit saluran pernafasan yang bisa
mengakibatkan kematian. Virus ini merupakan jenis baru dari kelompok Corona virus
(Novel Corona Virus).
Virus ini pertama kali
dilaporkan pada bulan September 2012 di Arab Saudi. Virus SARS tahun 2003 juga
merupakan kelompok virus Corona dan dapat menimbulkan pneumonia berat akan
tetapi berbeda dari virus MERS Cov. Informasi yang diperoleh dari website
Kementrian Kesehatan RI www.depkes.go.id memberitakan bahwasannya virus ini
berbeda dengan coronavirus lain yang telah ditemukan sebelumnya.
Virus ini berbeda dengan
coronavirus lain yang telah ditemukan sebelumnya, sehingga kelompok studi
corona virus dari Komite Internasional untuk Taksonomi Virus memutuskan bahwa
novel corona virus tersebut dinamakan sebagai MERS-Cov. Virus ini tidak sama
dengan corona virus penyebab Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS), namun
mirip dengan corona virus yang terdapat pada kelelawar.
Pada kurun waktu tiga bulan, sejak April s.d Juni 2013, jumlah infeksi MERS-Cov
di dunia tercatat sebanyak 64 kasus (Saudi Arabia 49 kasus, Italia 3 kasus,
United Kingdom 3 kasus, Perancis 2 kasus, Jordania 2 kasus, Qatar 2 kasus,
Tunisia 2 kasus, dan Uni Emirat Arab 1 kasus) dengan 38 kematian.
Gejala dan Penularan MERS-Cov
Sebagian besar orang yang terinfeksi MERS-Cov berkembang menjadi penyakit
saluran pernapasan berat dengan gejala gejala demam, batuk, dan napas pendek.
Sekitar separuh dari jumlah penderita meninggal. Sebagian dari penderita
dilaporkan menderita penyakit saluran pernapasan tingkat sedang.
Sampai saat ini, masih terus dilakukan investigasi mengenai pola penularan
MERS-Cov, karena telah ditemukan adanya penularan dari manusia ke manusia yang
saling kontak dekat dengan penderita. Penularan dari pasien yang terinfeksi
kepada petugas kesehatan yang merawat juga diamati. Selain itu, cluster dari
kasus infeksi MERS-Cov di Arab Saudi, Jordania, the United Kingdom, Prancis,
Tunisia, dan Italia juga diinvestigasi.
Vaksin dan Pengobatan
Hingga saat ini belum ada vaksin yang spesifik dapat mencegah infeksi MERS-Cov.
Selain itu, belum ditemukan juga metode pengobatan yang secara spesifik dapat
menyembuhkan penyakit yang disebabkan oleh MERS-Cov. Perawatan medis hanya
bersifat supportive untuk meringankan gejala. Tes laboratorium Polymerase Chain
Reaction (PCR) untuk MERS-Cov tersedia di Kementerian Kesehatan dan beberapa
laboratorium internasional, namun tes tersebut bukan tes rutin.
Himbauan bagi Masyarakat yang Hendak Berpergian ke Negara-negara Arab
Masyarakat tetap bisa melakukan perjalanan atau berkunjung ke negara-negara
Arabia Peninsula dan sekitarnya, karena World Health Organization (WHO) dan
Center for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat tidak akan
mengeluarkan surat travel warning tentang kesehatan kepada negara-negara yang
terkait dengan MERS-Cov. Namun, hal yang perlu diantisipasi oleh masyarakat
yang akan berpergian ke negara-negara tersebut, yaitu jika terdapat demam dan
gejala sakit pada saluran pernapasan bagian bawah, seperti halnya: batuk, atau
sesak napas dalam kurun waktu 14 hari sesudah perjalanan, segera periksakan ke
dokter.
Untuk melindungi diri dari kejadian penyakit saluran pernapasan, hendaknya
lakukan beberapa langkah pencegahan sebagai berikut: 1) Tutuplah hidung dan
mulut dengan tisu ketika batuk ataupun bersin dan segera buang tisu tersebut ke
tempat sampah; 2) Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut dengan tangan yang
belum dicuci; 3) Hindari kontak secara dekat dengan orang yang sedang menderita
sakit, misalnya ciuman atau penggunaan alat makan/minum bersama; 4) Bersihkan
menggunakan desinfektan untuk membersihkan barang-barang yang sering disentuh.